Tuesday, June 9, 2020

Terkadang aku berharap bisa menjadi kiranamu,
Yang menggenggam mu maju dari masa kelam itu,
Melepaskan jejak lalu tanpa berpaling.

Sesederhana...
Menjadi kirana yang kau pilih.

Saturday, May 30, 2020

duaempat.

Kadang takut,
Rasa jadi mati,
Kian kebal ia jadinya,
Kerap memakan mentah-mentah semua kekecewaan,
Dan menertawakan amarah yang ingin meluap.

Ragu selalu jadi persimpangan,
Dan pengertian jadi lampu ijonya,
Lalu amarah yang kau pendam,
Hendak dikemanakan?

Melipur lara pun sudah jadi rutinitas sehari-hari,
Dituntut untuk jadi yang paling dewasa,
“kan sudah umurmu,”
Katanya.

Lalu apa iya,
Amarah,
Kecewa,
Dendam,
Benci,
Patah,
Harus selalu ku kubur hidup-hidup?

Seakan raga tak perlu ada jiwa,
Asal ia masih bisa berjalan.

Tuesday, April 28, 2020

Saturday, April 25, 2020

Bena

Melepaskan bukan melulu tentang perjalanan.

Sering kali ia bena,
yang kadang pasang,
tak jarang surut.

Mungkin landai,
tatkala curam.

Bukan tentang menyesiasatinya,
apalagi membiarkan diri tergelum di ombaknya.

Hati mudah saja terhanyut,
dan diri jadi renta di dalamnya.

Mungkin kadang merintik,
bahkan deras jadi lantunannya.

Tak apa.
Ikhlas bukan kompetisi.

Tak semua dihitung dengan waktu,
apalagi kemenangan.

Berhenti lah sejenak,
kelak hati sudah tenang,
semua kenangan tak lagi jadi bena,
dan bahagia jadi alunanmu kembali.

Toh, semua juga pernah indah bukan?


Tuesday, April 21, 2020

Merepresi diri,
Agar tak ada celah bagiku tuk bisa merasa lagi,
Agar teriakan sekencang apapun tak ada yang hirau.

Untuk apa pula panjang lebar,
Jika yang ingin kubagi saja sudah bernyonya.