Bukannya aku takut jatuh cinta. Ataupun trauma untuk jatuh cinta. Satu-satunya hal yang aku takutkan adalah jatuh cinta kepadamu. Ya, kepadamu hati telah menundukan dirinya. Dan kepadamu pula lah waker logika ku berbunyi.
Nona jatuh cinta pada tuan, tuan menunggu yang lain.
Nona tak peduli walau tuan tak pernah peduli sekitarnya
Bukan perasaannya yang aku salahkan. Karna memang kau tidak pernah bisa menyalahkan perasaanmu, bukan ? Yang aku sesalkan adalah "kenapa kamu" hanya itu. Andai bukan kamu, mungkin aku tak akan semelankolis ini sekarang. Andai bukan kamu, mungkin rasa takut tak akan tumbuh dalam hati.
Kepadamulah aku takut untuk menjatuhkan hati. Karna kamu. Ya, kamu sudah menentukan kepada siapalah hatimu berlabuh. Kepadanya, kau selalu melangkah. Dan kepadanya pula, kau selalu memandang, hingga tak bisa berpaling darinya. Kau sudah memberikan seluruh ruang hatimu kepadanya hingga tak ada sisa untukku.
Kamu selalu menunggunya. Walaupun dia tak pernah kunjung menjemputmu, tak sadarkah kau aku ada disini, disampingmu. Dan kemudian hatimu tergerak dan akhirnya kesadaran menghampirimi, bahwa aku juga sedang menunggu seseorang. Siang itu, kau menyapa hangat, masih teringat sapaanmu disiang itu. Walaupun cuaca kering keronta, setutur kata darimu mampu membuat hariku menghangat. Tapi masih ada satu hal yang belum kau sadari, bahwa selama ini yang sedang ku tunggu sedang terduduk manis disebalahku menunggu yang lain untuk menjemputnya.
Nona, apa yang salah padamu ?
Apa enaknya tenggelam dalam khayal ?
Nona, apa yang salah padamu ?
Kau tahu dia tak punya hati , kau masih saja menanti.
Mungkin cinta sudah membutakan kita berdua. Karna sepanjang penungguan lama kita, hanya ada banyangnya di korneamu, padahal lensaku selalu kufokuskan padamu. Ah tapi, sejak kapan perasaan memandang fakta ? Karna buktinya, aku masih saja jatuh hati kepadamu. Padahal aku tahu tak mungkin kau dapat melihatku selama hatimu masih menunggunya. Karna buktinya, kau akan selalu menunggu dia walaupun dia tak akan datang untuk menjemputmu.
Ah, tak bisakah kau gantikan angan tentangnya menjadi angan tentangku ? Bahkan, kau tak perlu berangan untuk bersamaku. Kau tak perlu bermimpi untuk bersamaku. Kau hanya perlu kembali kepada realita. Ku mohon, bisakah kau melakukan itu ?
Karna sekarang aku dihantui ketakutan. Ya, aku takut mencintaimu.
No comments:
Post a Comment