Tuesday, March 10, 2015

Jejak dan Rahasia

Setiap individual terbentuk dari perjalan dan perasan yang telah mereka tempuh. Setiap individu mempunyai rahasia tersendiri akan perjalanan yang telah mereka lalui. Ada jejak yang selalu ditutupi. Ada kata yang tak pernah terucap. Ada perasaan yang terus disimpan. Hal itu personal haknya, tak bisa diganggu gugat. Bahkan oleh orang terdekatmu sekalipun. 

Rahasia itu selalu kau simpan. Tak seorangpun kau bolehkan untuk membukanya, atau bahkan mendekatinya. Hingga kemudian kamu kehilangan kepercayaan terhadap orang lain. Mereka hanya kau anggap sebagai budak tertawamu. Hasrat untuk jujur pada diri sendiri sudah menguap dari anganmu. 

Kau seupaya mungkin menutup jejakmu dan menambal lukamu dengan canda tawa. Hingga kau lupa apa rasanya untuk menangis. Hingga akhirnya, asumsi bahwa kau hidup hanya sebatang kara di dunia yang bisa ini meledak dari anganmu. Tak ada lagi bahu yang kau anggap bisa untuk disandari.

Akupun tak bisa memaksamu untuk berucap kata. Kau punya hak sepenuhnya akan itu. Berusahapun sudah aku maksimalkan. Namun pagar itu tetap berdiri kokoh. Hanya kamu yang tahu dirimu sendiri. Bukan aku, bukan juga mereka. Hanya kamu. Aku tak mau kau terlarut lebih dalam. Hingga akhirnya kau mengurung dirimu sendiri di dalam barak yang kau bangun sendiri.

Kamu tidak sendiri. Tidak pernah sendiri. Aku hanya ingin kau tahu bahwa kelak, akan ada seseorang yang akan sepenuhnya mengerti kamu. Apa adanya dirimu. Jika bukan aku, maka aku tak keberatan jika itu yang lain. Aku hanya ingin kau mengerti bahwa brangkas rahasiamu pun punya batas tertentu.

Jika suatu saat kau masih berpikir bahwa kau sendiri, aku ingin kau merenung, lihat ke masa pemakaman mu kelak. Visualisasikan mereka yang akan menangis saat kau tiada nanti. Mereka, adalah mereka yang rela ada untukmu. Maka percayalah, kamu tidak sendiri. Tidak pernah sendiri. Selalu ada bahu yang bisa kau sandarkan. Kau hanya harus percaya akan hal itu.

No comments:

Post a Comment