Friday, May 18, 2012

Cerita Melankolis

Terlelap dalam hanyutnya suara merdu yang melantunkan kata-kata bijak. Suara yang berasal dari pita suara seseorang, dia, dia yang selama ini menjadi penyebab utama dari setiap tawa, senyum, depresi, dan juga isakan tangis dariku. Mungkin memang benar adanya bahwa cinta tak harus memiliki. Dan mungkin memang benar adanya bahwa jauh di lubuk hatiku, benih-benih harapan itu belum sepenuhnya hilang termakan fakta. Fakta yang mengingatkanku bahwa dia bukan milikku, dan mungkin tak akan pernah menjadi milikku. Namun apa mau dikata, mendengar suaranya saja aku sudah luluh. Tapi fakta berkata lain, jauh berbeda dari apa yang kuharapkan. Mungkin memang realitas tak harussejalan dengan apa yang diimpikan. Oh, andai saja aku dapat memilih untuk hidup di dunia mimpi dan terus bersamamu, dengan khayalan bahwa kau milikku, namun meninggalkan apa yang aku punya di dunia nyata, mungkin aku akan lebih memilih untuk hidup bersamamu. Ya, andai aku bisa berkata seperti itu. Namun pada akhirnya juga aku tidak bisa merubah realita yang sedang terjadi ini. Maka aku memilih untuk berdiam. Mengamati, mencintai, menjaga, serta mengagumi nya dari kejauhan. Itu pun sudah cukup, walaupun aku bukanlah alasan atas setiap senyummu. Namun biarlah, biarlah aku berbohong bahwa semua itu sudah cukup. Biarlah aku menahan setiap potensi titikan air mata yang siap dikeluarkan oleh mataku kapan saja. Biarlah aku menyimpan semuanya. Karna pada akhirnya, setiap tetesan air mata itu akan berakhir menjadi sia-sia, karna pada akhirnya... Kau juga tak akan pernah tau.dan sekarang pun aku sudah membuktikan pepatah itu, pepatah yang mengatakan bahwa akhir bahagia hanya hidup di dunia khayal. Benar adanya, karna dalam khayalku, kau milikku, bukan miliknya. Semua yang terjadi di dunia penuh kerahasiaan ini memang tak ada yang pasti. Dan jikalau kepastian itu ada, itu adalah fakta bahwa aku mencintaimu dan kau tak akan pernah tahu. #NowPlaying Before You Sleep - Endah N' Rhesa

No comments:

Post a Comment