Yang kemudian diperdekat untuk mengerti dan menerima kekurangan masing-masing.
Aku dan kamu kemudian berjalan berdampingan.
Diselimuti oleh rasa nyaman ditengah dinginnya rintik kehilangan.
Aku dan kamu diperkenalkan dengan cinta.
Ia lalu mengajari aku dan kamu akan indahnya kebersamaan.
Aku dan kamu dibisukan oleh kebahagian akan rasa sayang.
Memekarkan bibit kedewasaan untuk terus beranjak.
Aku dan kamu diciptakan untuk tertawa berdampingan.
Berbagi kisah bersama.
Aku dan kamu disini untuk membuat kenangan.
Kenangan yang kemudian mengingatkanku.
Bahwa aku dan kamu akan terus menjadi aku dan kamu.
Karena aku dan kamu tercipta bukan untuk menciptakan kata 'kita'.
Aku dan kamu ditakdirkan untuk berdampingan, bukan untuk bersama.
Diantara kita ada sekat kecil bernamakan rasa takut.
Yang kemudian menjadi penentang utama adanya 'kita' di dunia ini.
Aku dan kamu dipenjarakan oleh rasa nyaman.
Yang kemudian menimbulkan rasa takut untuk beranjak.
Aku dan kamu terbutakan oleh muslihat cinta.
Yang kemudian membuat kita lupa bahwa waktu akan terus berlalu.
Aku dan kamu hidup di masa kini.
Sedangakan 'kita' hidup di masa lalu.
Kita ialah kata yang terlambat tercipta.
Yang semestinya tak terjadi.
Dan kini, hanya ada Aku dan Kamu.
Tanpa Kita.
Berikut adalah kisah kecil atas penginterpretasian saya akan lagu Semua Yang Terlambat oleh Marcell
No comments:
Post a Comment