Tuesday, November 13, 2012

Fatamorgana Akan Dirimu


"waktu itu tidak pernah berhenti berdentang. Tak sedetikpun ia menunggu untuk siapapun. Waktu itu... adil." | "kalau detik itu adil, lalu mengapa ia tidak mempertemukan kita ? Mengapa ia membiarkan kau dan aku bertemu disaat yang tidak tepat ? Disaat kau dan aku sudah di jalan yang berbeda. Disaat kau dan aku... Sudah tidak bisa menyebrangi sungai yang melintas dan membuat jarak diantar kita."

Tadi malam, aku bermimpi kau pergi meninggalkanku. Berjalan menjauh dariku, tanpa memberiku kesepatan untuk menyatukan retakan-retakan diantara kita. Kau pergi tanpa ada sebait katapun yang terucap dari bibir tipismu. Visual akan dirimu pun mulai berjalan menjauh dari bayanganku. Meninggalkan seribu pertanyaan yang belum sempat terjawab. Meninggalkan beribu angan semu tentang indahnya masa depan yang terbentang jauh dihadapan kita.

"Dahulu, kamu itu kita. Namun sekarang, kamu itu kalian"

Embun dingin mulai menyelimuti jendelaku. Hembusan angin di pagi buta berhasil membangunkanku dari mimpi burukku. Tak lama, aku tersadar bahwa sembab sudah lebih dahulu menghinggapi mataku. Cermin besar di hadapanku merefleksikan bola mataku, yang entah kenapa, berwarna kemerah-merahan. Suaraku pun sudah habis dimakan riak. Terasa seperti semalam suntuk sudah aku berteriak.

"Kau ada di hidupku. Namun bukan untuk aku miliki. Setiap kerdip dari matamu, hanya kau tujukan untuk dirinya seorang"

Kemudian, lamunan-lamunan akan dirimu mulai mengambil alih alam bawah sadarku. Otakku pun mulai berputar cepat, ia mencari-cari sebab dari keadaanku ini. Tak lama kemudian, beberapa alasan mulai memenuhi pikiranku. Mungkinkah, apa yang aku kira mimpi itu adalah realitas ? Atau.... Mungkinkah kerbersamaan kita memang hanya ilusi semata, yang kemudian berkamuflase hingga terasa nyata ?


"apabila ini hanya sebuah mimpi, ku selalu berharap tuk tak pernah terbangun" 

Jikalau benar adanya bahwa cerita akan kebersamaan kita hanyalah ilusi semata. Yang hanya hidup dalam dunia mimpiku, maka, jangan bangunkan aku. Biarkan aku untuk sesaat lagi memilikimu. Menikmati hangatnya kebersamaan kita. Walau itu semuanya, hanyalah semu semata.


P.S: Sampai Menutup Mata - Acha Septriasa

No comments:

Post a Comment