If I could bottled the smell of the wet land after the rain, I’d make it a perfume and send it to your house
Ah betapa tak sopannya aku tak menyapamu terlebih dahulu. Bagaimana kabarmu disana ? Apakah senyummu masih sama seperti dulu ? Senyum yang dahulu selalu mengundang senyumku untuk berkunjung di tepisan bibirku. Senyum yang sekarang hanya bisa kupuja dalam bentuk 2 dimensi. Senyum yang selalu membuatku bersenandung. Senandung nada yang berlirikan namamu didalamnya. Senandung nada yang tak pernah bisa berhenti disiulkan olehku. Nama yang selalu berhasil menjamu pikiranku dengan angan yang tak pasti setiap harinya.
In a far land across you’re standing at the sea.
Then the wind blows the scent.
And that little star is there to guide me
Ingatkah kamu dulu kita pernah berjanji bahwa tak akan ada dusta diantara kita. Kini, bolehkah aku menepati janji tersebut ? Aku merindukanmu. Ya, aku sangat merindukanmu. Aku rindu segala hal tentangmu. Elusan tanganmu di pipiku. Tangan besarmu yang selalu siap menuntunku. Lelucon sarkastikmu. Hingga kesunyian yang terselip diantara kita setiap kali aku menguji kesabaranmu.
Dan hujan yang kini turun, tidak mengurangi rasa rindu ku dalam kadar apapun. Hujan ini justru mengingatkanku padamu. Membakar tangki rindu dihatiku menjadi semakin kian menggebu-gebu. Ah, dingin rasanya diriku tanpa kehadiranmu yang siap memelukku untuk menghangatkan diriku. Rindu rasanya aku pada pelukanmu. Pelukan yang selalu berhasil membuatku merasa hangat dan menghadirkan kenyamanan dalam hati. Pelukan yang selalu membuat benakku berkata bahwa aku akhirnya sudah menemukan rumahku. Rumah untuk berteduh dan bertumpu.
If only I could find my way to the ocean, I’m already there with you.
If somewhere down the line we will never get to meet, I’ll always wait for you after the rain.
Guntur, maukah kau berjanji untuk menjaganya disana ? Memeluknya hingga bara bahaya menjauhinya. Pelangi, berjanjilah padaku untuk selalu hinggap disaat hujan mulai reda, sehingga kau dapat menggambar senyuman manis itu di pipinya. Dan hujan, bilamana kelak kau terus turun, ku harap kau dapat membangkitkan ingatannya tentangku, hingga ia tersadar aku masih akan terus disini, menunggunya untuk kembali pulang, ke rumah nya, ke rumah ku, ke rumah kita
No comments:
Post a Comment